Suasana panik menyelimuti Sungai Klawing pada Jumat sore, 12 September 2025. Sekitar pukul 17.30 WIB, tali seling penahan perahu penyeberangan yang biasa digunakan warga Desa Sindang, Kecamatan Mrebet, dan Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari, tiba-tiba putus. Beberapa warga yang berada di atas perahu nyaris terseret derasnya arus sungai.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, insiden ini kembali membuka luka lama: terbatasnya akses transportasi antara dua desa yang bergantung pada jembatan gantung Sindang-Banjaran, yang sudah rusak sejak Mei 2025 lalu dan hingga kini belum diperbaiki.
Akses Vital Terhenti, Warga Terisolasi
Bagi warga sekitar, jembatan gantung tersebut bukan sekadar sarana penyeberangan biasa. Jembatan itu adalah urat nadi penghubung aktivitas harian—mulai dari anak sekolah, petani yang membawa hasil bumi, hingga pekerja yang harus menyeberang setiap hari.
Sejak jembatan rusak, masyarakat terpaksa mengandalkan perahu penyeberangan yang ditambatkan dengan seling baja. Namun kini, dengan seling yang putus, akses satu-satunya itu ikut lumpuh. Warga harus menempuh jalur memutar yang jaraknya berkali-kali lipat lebih jauh.
“Kalau harus mutar, bisa lebih dari satu jam perjalanan. Itu jelas menyulitkan, apalagi bagi petani yang harus buru-buru membawa hasil panen ke pasar,” ungkap Sutrisno, seorang warga Desa Banjaran.
Rasa Trauma dan Kekecewaan
Kejadian Jumat sore itu juga menimbulkan trauma baru bagi masyarakat. Beberapa warga yang nyaris hanyut masih merasa ketakutan, terlebih karena kondisi Sungai Klawing cukup deras saat musim hujan.
Dewi, warga Desa Sindang, mengaku sudah menyampaikan keluhan langsung kepada Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, bahkan melalui media sosial.
“Kami tidak ingin menunggu ada korban jiwa dulu baru diperbaiki. Warga sudah terlalu lama menunggu,” tegasnya.
Kekecewaan ini bukan tanpa alasan. Selama hampir empat bulan, jembatan gantung yang menjadi penghubung utama dua desa dibiarkan rusak tanpa perbaikan berarti.
Respons Pemkab: Perbaikan Masuk Prioritas
Menanggapi keresahan warga, Bupati Purbalingga memastikan bahwa perbaikan jembatan gantung Sindang-Banjaran menjadi prioritas utama pemerintah daerah.
“Jembatan ini sudah kami tinjau beberapa bulan lalu dan langsung dianggarkan. Perencanaan selesai, minggu depan material mulai dimobilisasi untuk perbaikan,” kata Fahmi, Sabtu, 13 September 2025.
Menurutnya, pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) akan mempercepat proses perbaikan agar akses vital tersebut segera pulih.
Gunawan Wibisono, Kepala Bidang Bina Marga DPUPR, menambahkan bahwa perbaikan akan dilakukan dengan mekanisme pengadaan langsung dan waktu pengerjaan diperkirakan 75 hari.
“Senin, 15 September, akan mulai tayang di Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Jika tidak ada hambatan, kontrak kerja bisa keluar pada 22 September,” jelasnya.