Masih dalam suasana kegelapan dini hari, tepatnya pada Sabtu, 12 Agustus 2023, Suwarni telah terjaga dari tidurnya. Waktu masih menunjukkan pukul 01.30.
Keheningan malam di Dusun Agraria, di Desa/Kecamatan Bantarsari, Kabupaten Cilacap, tiba-tiba terpecah oleh tangisan yang menggetarkan.
Tanpa ampun, suara tangisan itulah yang menghentikan istirahat Suwarni.
Dengan hati yang berdebar, Suwarni tanpa ragu membangunkan suaminya, Muh Masruri, yang tengah terlelap.
Sang suami, juga terjaga oleh suara tangisan tersebut, segera bangkit dan bergegas ke luar rumah untuk menyelidiki sumber suara misterius itu.
Ketika melangkah ke teras, Masruri mendapati pemandangan yang membuatnya terperangah. Sebuah bayi tengah menangis dengan penuh kebingungan.
Di hadapannya, bayi tersebut terletak di atas kursi kayu dan digelapkan oleh selimut berwarna biru.
Baca juga:
Kronologi Penemuan Bayi Terbungkus Kain Jarit di Banyumas
Melihat temuan yang menggemparkan ini, Masuri dan Suwarni tidak beranjak dari tempatnya.
Mereka kemudian bersepakat untuk segera memberitahukan insiden ini kepada Kepala RT, yang selanjutnya menghubungi pihak Kepolisian Sektor Bantarsari.
Tim kepolisian segera melakukan langkah cepat dengan mendatangi rumah Suwarni.
Tanpa banyak kata, mereka membawa bayi malang tersebut ke Puskesmas Bantarsari untuk menjalani pemeriksaan kesehatan yang mendalam.
Fannky Ani Sugiharto, Kepala Kepolisian Resor Kota Cilacap, melalui juru bicara Humas Polresta Cilacap, Iptu Gatot Tri Hartanto, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian tengah berupaya keras mengungkap identitas orang tua yang tega meninggalkan bayi itu.
“Dari hasil pemeriksaan awal, bayi laki-laki tersebut masih memiliki tali pusar, memiliki berat 3,5 Kg, dengan rambut yang lurus berwarna hitam. Diduga, bayi ini baru saja lahir dalam rentang waktu satu hingga dua jam sebelum ditemukan,” ungkapnya dengan tegas.
